“Nyess!” ada rasa sejuk menjalar.
Ketika membaca kisah perjuangan
dokter muda, Mohammad Afifi Romadhoni dari Jambi. Salah satu penerima satu
Indonesia Awards tahun 2019 di bidang kesehatan.
Aktivitasnya sebagai founder Gerakan
Pesantren Sehat menarik perhatian. Dalam usia muda banyak berbuat kebaikan.
Menyisakan banyak tanya, “apa ya motivasinya? Kok bisa ya? Setelah tahu, “Ah,
semoga bisa seperti sang dokter yang membawa banyak manfaat, tentu di bidang
masing-masing.”
Vibesnya memang beda, seorang dokter
dengan latar belakang pesantren. Dengan kesibukannya yang nyaris tiada henti.
Masih menyisihkan waktu menjadi seorang Relawan. Relawan gerakan Pesantren sehat.
Bahkan dari tahun berdiri Mei 2017
sampai dengan sekarang gerakan ini masih aktif dan berkelanjutan. Menjangkau banyak
pesantren binaan di Jambi. Kreatif dengan gaya khas anak muda. Tanpa butuh pengakuan, imbalan bahkan tak
jarang sang relawan yang harus keluarkan itu semua.
“Hiperbola?”
“Tidak!”
Sumbangsih gerakannya mengampanyekan
cara sehat tinggal di pesantren, merubah mindset santri khususnya di pondok
pesantren tradisional, bahwa santri bisa tidak berkubang dengan gudhiken. Jadi, ketika ada santri yang
kena jenis penyakit scabies bukanlah sebuah tirakat
untuk menjadi sebenar-benarnya santri. Gerakan pesantren sehat inilah sebagai
pencegahan penyakit agar santri nyaman belajar.
Berawal dari pengalaman sang dokter sendiri
ketika mondok. Afif kecil paham betul kehidupan dunia pesantren. Ia menimba
ilmu di pesantren mulai dari madrasah ibtidaiyah (MI) hingga madrasah
tsanawiyah (MTs) di Sumatera Selatan.
Memakai barang secara bersama-sama
bukanlah hal yang asing. Berbagi alat kebersihan seperti odol, handuk bahkan
selimut. Kebiasaan menjemur pakaian dan handuk basah di kamar menambah resiko
terpapar penyakit lebih besar, karena kamar menjadi lembab. Sehingga penyakit
kulit dan demam rentan datang. Berniat menyuarakan solusi atas kegelisahan yang
telah dia alami. Muncullah gerakan ini.
Nah, pada artikel ini akan mengupas
tuntas gerakan sang dokter, program-program inspiratif yang dapat diadopsi
untuk kemajuan khususnya pesantren dan masyarakat umum.
GPS atau Gerakan Pesantren Sehat
GPS (gerakan pesantren sehat) adalah
sebuah yayasan nonprofit yang bergerak di bidang kesehatan santri dan
pesantren. Gerakan pesantren sehat dapat diakses di akun Instagram
@gps.Foundation. Sementara sang founder, Dokter muda Mohammad Afifi Romadhoni juga
aktif membagikan kegiatan positifnya di instagram @Afifmohd13
Baru-baru ini mereka open recruitment
para relawan. Biasanya diadakan “Open Recruitment” untuk relawan baru 1x setiap
tahunnya. Namun, tidak tertutup sambil jalan selalu menerima teman-teman yang
tertarik untuk bergabung menjadi relawan di GPS Foundation.
Relawan yayasan GPS bertugas memberikan
penyuluhan dan pembinaan kepada para santri akan pentingnya PHBS (Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat).
Target pembinaan atau kegiatan utama
GPS saat ini adalah Para santri dan masyarakat pesantren yang ada di kota Jambi
dan sekitarnya. Pondok pesantren yang diprioritaskan adalah yang masih
menggunakan sistem “tradisional” dan bukan Ponpes modern, dengan santri yang
ada mayoritas dari kalangan yatim dan dhuafa.
Lewat gerakan ini, aku hanya ingin teman-teman di pesantren lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri.
Santri menjadi prioritas sebab mereka
rentan terhadap masalah kesehatan fisik dan mental karena hidup secara berkelompok
dan jauh dari orangtua.
Melalui 11 program GPS memberikan
pelayanan kepada para santri. Ada program Sharing Class. Dimana materinya
meliputi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan reproduksi, dan
kesehatan mental santri.
Kemudian ada program Doktren (Dokter
Pesantren) untuk melatih santri menjadi dokter pesantren yang nantinya sebagai
agen untuk menyuarakan kesehatan serta program Cerita Santri untuk meningkatkan
kesadaran mengenai kesehatan mental, perundungan, dan pelecehan.
Selanjutnya, ada program Patok untuk
kampanye anti-asap rokok, Book4Santri untuk menyumbangkan buku bekas, terakhir
ada program Kasih Sayang agar santri rajin mencuci mukena, sarung, dan sajadah.
Afif mengungkapkan bahwa ada suatu
perasaan yang sulit untuk dideskripsikan dengan kalimat ketika menggambarkan
betapa ia sangat senang sakali menjadi seorang relawan. Meskipun lelah dan
capek dalam mempersiapkan suatu project acara dan pembinaan. Tapi setelah kegiatan
berhasil dieksekusi, ada rasa bangga dan haru, serta ingin mengulanginya lagi.
Bersamanya ada 135 relawan GPS yang
tergabung. Sejak Batch 1 hingga 5, direncanakan awal tahun 2023 ini akan
diadakan evaluasi terkait status kerelawanan ini untuk update jumlah relawan
aktif, tentunya akan makin bertambah.
Dalam melancarkan programnya, GPS mengemas
program dengan kegiatan yang menyenangkan, misalnya perlombaan kamar asrama
sehingga santri dan pengelola antusias dan tertarik.
Untuk pesantren binaan, sejak tahun
2017 sampai sekarang sudah ada 8 pesantren. Diantaranya Ponpes Ainul Yaqien,
Ponpes Darul Huffazh, Ponpes Serambi Makkah, Ponpes As’ad, Ponpes Al Jauharen,
KBA Daaru Tauhid, Ponpes Roudlotul Quran AlIslami, Ponpes Nurul Iman dan Ponpes
Al Awwabien.
Kendala Program GPS
Kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program GPS adalah sempatnya tertunda beberapa program karena
pandemi Covid-19. Kegiatan dialihkan menggalang donasi dan membeli logistik
untuk disumbangkan kepada pesantren yang membutuhkan. Serta melakukan
sosialisasi protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Kendala terbesar mencakup masalah
pendanaan yang masih swadaya dari para pengurus dan relawan serta bantuan dari
“orang baik” saat kegiatan akan dilaksanakan.
Setelah terjeda hampir dua tahun
karena pandemi, alhamdulillah GPS dapat menjalankan program gerakan pesantren
sehat dan juga melakukan kegiatan sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur, Kota Jambi. Afif menuliskan, “ternyata tak menunggu lebih untuk kemudian
bisa berbagi. Tak selalu tentang materi, tapi meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran untuk orang lain yang membutuhkan juga bisa menjadi bantuan yang tak
kalah berarti.”
Sejak Afif menerima satu Indonesia
Awards tahun 2019, ASTRA dan yayasan Gerakan Pesantren Sehat Jambi masih
bekerja sama hingga sekarang. Terakhir ASTRA menitipkan 50 paket sembako kepada
para relawan GPS untuk dibagikan di sekitar Kota Jambi dan Muara Jambi.
Terimakasih ASTRA. Terimakasih Afif
sudah membagikan salah satu scene kehidupan yang menyentuh dan menginspirasi.
Sebagai penutup membaca diksi dari sang founder semoga kedepannya lebih baik lagi.
Ditengah hiruk pikuk dan carut marut dunia yang lebih mudah memaki ketimbang mengapresiasi, jangan lupa meluangkan waktu untuk menghargai segala jerih payah dan pencapaianmu yang ada saat ini. Syukuri, nikmati, jalani, alhamdulillah.
Mohammad Afifi Romadhoni
Lahir: Muara Enim, 13 Maret 1992
Pendidikan:
- Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Indralaya, Sumatera Selatan
- MTs Negeri Muara Enim, Sumatera Selatan
- SMA Negeri 1 Unggulan Muara Enim, Sumatera Selatan
- Pendidikan Dokter Umum FKIK Universitas Jambi
Pekerjaan: Dokter umum Program
Nusantara Sehat Individu Kementerian Kesehatan
Pencapaian:
- Delegasi Indonesia untuk program Kapal Pemuda ASEAN-Jepang (The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program, 45th of SSEAYP) tahun 2018
- Penerima penghargaan Apresiasi Satu Indonesia Awards kategori Kesehatan 2019
- Terbaik I Pemuda Pelopor Provinsi Jambi 2019
Posting Komentar
Posting Komentar