Pandemi COVID19 yang sebelumnya melanda dunia. Mendorong
sistem belajar yang berbeda, yaitu belajar dari rumah. Kegiatan online memiliki
imbas yang posistif dan negatif. Tidak semua siswa bisa mengatur waktu dengan
baik dalam mengerjakan tugas daring di rumah. Tidak semua siswa memiliki tempat
belajar yang nyaman di rumah, dapat menyiapkan perangkat yang dibutuhkan
termasuk ponsel serta tidak semua berjalan lancar.
Padahal waktu itu, Covid 19 tidak tahu kapan berakhir.
Sementara sistem pendidikan harus terus berjalan. Benar kata Benjamin Franklin
Pendidikan adalah investasi yang tidak pernah kehilangan nilainya.
Dalam situasi apapun pendidikan tetap nomor satu. Situasi
sesulit apapun akses pendidikan diperjuangkan. Sebab dengan pendidikan kualitas
hidup seseorang akan meningkat dan akan mengurangi ketidaksetaraan sosial dan
ekonomi.
Membuka akses pendidikan dapat membantu negara untuk maju,
sebab generasi kedepannya akan lebih produktif dan kompeten, sehingga
berkontribusi mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa.
Adalah Gede Andika Wira Teja, seorang pemuda bangsa yang care terhadap dunia pendidikan di
situasi pandemi. Ia berasal dari Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali.
Sebagai lulusan Magister Ekonomi di Universitas Gadjah Mada
(UGM), ia memiliki banyak ide cemerlang. Salah satunya adalah mengadakan les Bahasa
Inggris bagi anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Bali, yang diberi nama Kreasi
Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan atau KREDIBALI.
Les ini sistem pembayarannya unik yaitu dengan barter sampah plastik dari limbah rumah
tangga. Kemudian, dari program tersebut Andika berhasil menerima penghargaan
SATU Indonesia Awards tahun 2021.
Mengenal Program KREDIBALI yang Menginspirasi
Sebagai lulusan Magister bisa saja Andika memperoleh
pekerjaan yang lebih baik dan nyaman di kota. Namun semangatnya menebar
kebaikan dan bermanfaat bagi daerah khususnya tempat dia berasal, Desa Pemuteran mendorong Andika untuk
menjadi Inisiator KREDIBALI.
Sebagai penggalak literasi, adapun program KREDIBALI yang ia
usung fokus pada:
Edukasi bahasa inggris
Edukasi bahasa inggris sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris. Sehingga mendorong anak-anak setempat untuk
berinteraksi dengan wisatawan. Mereka akan memiliki skill bagaimana mempromosikan
budaya daerah setempat.
Seperti yang kita tahu Desa Pemuteran Kabupaten Buleleng,
Bali, merupakan desa wisata.banyak wisatawan lokal dan global yang berkunjung
setiap tahunnya. Melalui edukasi bahasa inggris yang ia gagas diharapkan
anak-anak yang berada di sekitar dapat menguasai bahasa inggris secara aktif.
Edukasi lingkungan
Seiring dengan edukasi Bahasa Inggris, edukasi lingkungan
juga diberikan. Jadi ceritanya anak-anak diperkenalkan dengan bagaimana menjaga
lingkungan. Dengan memilah sampah plastik dan mana sampah organik anak-anak
sambil belajar. Kemudian sampah plastik hasil dari rumah tangga dapat
ditukarkan untuk pembayaran proses belajar edukasi bahasa inggris.
Lalu, sampah plastik yang sudah terkumpul dijual pada swadaya
di Bali untuk ditukarkan dengan beras, hasilnya dibagikan kepada orang-orang
yang membutuhkan. Wah, ide yang benar-benar berlian, lingkungan bersih dari
sampah yang sulit terurai tersebut plus bisa ikut belajar bahasa inggris gratis
dan berpeluang berbuat kebaikan.
Edukasi sosial
Pada program KREDIBALI, Andika juga mengedukasi nilai-nilai sosial.
Sehingga nantinya diharapkan banyak generasi muda yang suka dan cinta akan
kegiatan sosial seperti yang ia lakukan.
Bahkan ia mengakui demi membangun dan mengembangkan program
sosial kemasyarakatan, ia rela tidak menerima tawaran beasiswa S2 di United
Kingdom (UK). Dengan hidup di desakan, bergerak dan bersemangat akan banyak
masyarakat yang merasa manfaat dari apa yang ia perjuangkan.
Penutup
Keberhasilan inisiatif dari Andika terlihat dari jumlah anak
yang bergabung di kegiatan KREDIBALI, setiap tahunnya terus bertambah. Sekarang
berjumlah 275 anak. Kemudian sebagai Inisiator, kesuksesannya juga terlihat
dari jumlah orang yang telah dia bantu.
Gede Andika adalah salah satu contoh nyata, anak Indonesia
yang memiliki semangat besar untuk membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Berbagai edukasi literasi yang ia ampu telah menginspirasi banyak orang. Semoga
diteruskan dan menjadi sumber inspirasi untuk dapat berbagi. Baik pengalaman,
ilmu dan harta.
Sumber:
https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-kreasi-edukasi-bahasa-dan-literasi-lingkungan-dari-desa-pemuteran/
Posting Komentar
Posting Komentar