Hai
Sobat Idedancerita, tahu gak sih kalau setiap tanggal 28 Januari diperingati
sebagai Hari Kusta Sedunia? Dalam hal ini, aku tengah mendengarkan ruang publik
KBR yang dipersebahkan oleh NLR Indonesia via live streaming dengan tema peringatan
Hari kusta sedunia 2024.
Hadir
sebagai Narasumber, Hana Krismawati, M.Sc sebagai pegiat kusta dan Analis
Kebijakan di Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan-Minister Office serta Agus
Wijayanto MMID selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia.
Apakah
di Indonesia masih ada kusta? Melalui channel yang sama, sering
disosialisasikan tentang ini. Bertujuan agar mengedukasi banyak masyarakat
luas. Ternyata, menurut organisasi kesehatan dunia WHO, Indonesia menduduki
peringkat tiga penyakit kusta terbanyak di dunia setelah India dan Brazil.
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Penyakit Kusta
Dengan
peringatan hari Kusta sedunia diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap penyakit kusta serta menjadi momen yang tepat untuk menggungkan di akhirinnya
stigma dan diskriminasi kepada para pasien kusta dan orang yang pernah
mengalami kusta atau OYPMK.
Adapun
edukasi kusta mncakup aspek medis, aspek sosial hingga pengalaman oypmk yang
telah pulih dengan memberikan wawasan terkait kusta yang benar dan komprehensif
serta dapat mengubah persepsi negatif menjadi dukungan dan pengertian.
Selain
itu diperlukan langkah-langkah konkret untuk melibatkan oypmk dalam kegiatan
sosial ekonomi hingga menjadi bagian dalam pengambil kebijakan.
Dalam
hal ini, Ibu Hana menyampaikan bahwa peringatan Hari kusta sedunia 2024 banyak
generasi Z tidak tahu bahwa tanggal 28 Januari diperingati sebagai hari kusta.
Serta menurut beliau, pada kenyataannya memang kasus kusta di Indonesia itu
masih ada dan terjadi di sekitar kita.
Tema
peringatan hari kusta sedunia mengikuti tema Global yaitu Unity Act and
Eliminate, yaitu mengeliminasi kusta dan juga membantu para penyandang kusta untuk
sembuh. Ini dilakukan tidak bisa sendiri-sendiri. Namun semua pihak, yaitu
Unity, kita harus bersama-sama.
Semua
memiliki peran masing-masing. Dokter. Pemerintah. Serta kita sebagai masyarakat
dapat berperan dengan mengubah persepsi negatif menjadi dukungan dan diperlukan
langkah-langkah konkret untuk melibatkan OYPMK dalam kegiatan sosial ekonomi
hingga menjadi bagian dalam pengambil kebijakan.
Ibu
Hana menambahkan angka kusta di Indonesia mencapai sekitar 14.000. Ternyata
banyak sekali, semoga dapat dieliminasi sehingga kasus kusta berkurang bahkan
tidak ada. Dan Indonesia tidak menjadi negara ketiga terbesar, memiliki kasus
kusta terbanyak.
Kemudian,
nara sumber bapak Agus Wijayanto MMID selaku Direktur Eksekutif NLR Indonesia ketika
acara berlangsung sedang berada di Ternate. Beliau menginfokan sedang berkumpul
bersama pegiat kusta dan berdiskusi dan evaluasi mengenai langkah untuk
mengeliminasi kusta di Ternate.
NLR Pelopor Eleminasi Kusta di Indonesia
Beliau
juga mengenalkan apa itu NLR. Teman-teman NLR adalah yayasan nirlaba yang ada
sejak 2018. NLR atau Until No Leprosy
Remains adalah organisasi yang aktif bergerak mengedukasi untuk tujuan eleminasi
kusta di Indonesia.
Melalui
organisasi ini diharapkan Indonesia bebas dari kusta, tidak ada stigma bagi penderita
kusta, tidak ada lagi disabilitas karena lamban tahu bahwa si penderita terkena
kusta. Semoga tahun2040 Indonesia benar-benar bebas kusta sesuai mimpi besar
NLR.
NLR
berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas-Dinas Kesehatan di beberapa
daerah di Indonesia yang menjadi endemik kusta. Semoga kerja sama tersebut
dapat memberantas kusta.
Selain
itu gencar mengedukasi Kusta, seperti edukasi pentingnya pola hidup sehat,
Berikan pandangan untuk pasien yang pernah menderita kusta dan Penyandang
Disabilitas, mereka bisa aktif bergerak untuk memperoleh hak yang sama dalam
pekerjaan. Untuk itu diberikan penguatan diri serta keterampilan sebelum
kembali ke masyarakat.
Penutup
Melalui
peringatan hari kusta sedunia 2024, semoga memberikan insight baik untuk akhiri
stigma dan diskriminasi kusta. Kita sebagai masyarakat umum juga berkontribusi terhadap
upaya pencegahan kusta, yaitu dengan aware
bahwa kusta bisa saja ada di sekitar kita. Jika menemukan ciri-ciri pada
saudara, atau orang di sekitar segera anjurkan untuk berobat di puskesmas
terdekat. Serta hapus stigma kusta agar mereka OYPMK tidak identik dengan kemiskinan dan bisa mendapatkan kehidupan
yang lebih baik setelah sembuh dari kusta.
Posting Komentar
Posting Komentar